Minggu, 07 Juli 2013

Download Film 'Takut - Face of Fear' | 3gp Video

...tagline film ini benar-benar mencerminkan apa yang sebenarnya ada pada film ini, "6 cerita, 7 sutradara, 1 jeritan", karena memang hanya ada satu film yang pantas mendapatkan "jeritan" yaitu, Dara. Walaupun dari cerita juga tidak bisa dibillang orisinil, setidaknya film pendek besutan Mo Brothers ini tampil jauh lebih baik dari lima cerita lainnya. Dengan sinematografi dan set yang luar biasa, ditambah dengan dukungan akting meyakinkan dari Shareefa Daanish yang sangat pantas menjadi sosok Dara, membuat film ini pantas dijuluki "save the best for the last". Karena memang selain tampil terbaik, film ini juga tampil terakhir dari 6 segmen yang ada ...


  • Title : TAKUT - Faces of Fear
  • Director : Riri Riza, The Mo Brothers, Rako Prijanto, Ray Nayoan, Raditya Sidharta, dan Robby Ertanto
  • Cast : Mike Muliardo, Shareffa Daanish, Wiwid Gunawan, Epy Kusnandar, Dinna Olivia, Junior Lim, Eva Celia Lesmana, Sogi Indraduaja, Ruben, Shanti, Fauzi Baadilah, Marcella Zalianti, Lukman Sardi
  • Release : 2008
  • Genre : Horror | Thriller
  • Country : Indonesia
  • Language : Indonesia
  • Official Website : http://www.takutthemovie.com/

Synopsis :

TAKUT - Faces of Fear
6 Cerita, 7 Sutradara, 1 Jeritan

Seperti tidak mau ketinggalan dengan negara Asia lain, yang sudah membuat sebuah horor antologi seperti Three dan 4bia, yang bisa terbilang mendapatkan sambutan hangat dari para penontonnya. Indonesia pun memiliki Takut: Faces of Fear, yang juga merupakan sebuah kompilasi horor dari 6 cerita hasil karya 7 sutadara ternama seperti Rako Prijanto, Riri Riza, Ray Nayoan, Robby Ertanto, Raditya Sidharta, dan The Mo Brothers (Kimo Stamboel & Timothy Tjahjanto). Sudah tentu kehadiran nama-nama sineas terkenal negeri ini menarik banyak kalangan untuk menyaksikan film ini, hal itu terbukti dengan membeludaknya penonton yang menyaksikan film produksi Komodo film ini pada INAFF tahun 2008 lalu.

Namun sayang Takut ternyata tampil jauh di bawah standar dan ekspektasi Kita. Bisa dibilang film yang juga bertaburan banyak bintang ternama ini sangat mengecewakan. Apalagi hampir semua film merupakan plagiat secara menyeluruh, tanpa adanya usaha untuk membuat film ini terasa "berbeda". Memang bisa dibilang susah untuk membuat sebuah cerita orisinil, apalagi jika yang dibuat adalah sebuah film horor, namun setidaknya para sutrdara ternama ini seharusnya mampu memberikan ciri khas tersendiri, sehingga tidak terlalu terkesan "mencontek".

Menurut Kita, tagline film ini benar-benar mencerminkan apa yang sebenarnya ada pada film ini, "“6 cerita, 7 sutradara, 1 jeritan”, karena memang hanya ada satu film yang pantas mendapatkan “jeritan” yaitu, Dara. Walaupun dari cerita juga tidak bisa dibillang orisinil, setidaknya film pendek besutan Mo Brothers ini tampil jauh lebih baik dari lima cerita lainnya. Dengan sinematografi dan set yang luar biasa, ditambah dengan dukungan akting meyakinkan dari Shareefa Daanish yang sangat pantas menjadi sosok Dara, membuat film ini pantas dijuluki “save the best for the last”. Karena memang selain tampil terbaik, film ini juga tampil terakhir dari 6 segmen yang ada

Bagimana dengan film-film lainnya? Akan Kita review satu persatu. Dimulai dari cerita pembuka, Show Unit. Sebagai sebuah film pembuka, Show Unit tampil sangat buruk. Mencoba tampil berbeda dengan visual hitam putih ala Sin City, malah membuat besutan Rako Prijanto ini tampil konyol, karena tidak didukung dengan pengambilan gambar yang baik. Sehingga terkesan hanya ingin “pamer” saja. Ditambah dengan plot cerita yang dibuat sok misterius meniru Hitchcock, malah membuat penonton bingung dengan apa yang terjadi. Belum lagi banyaknya iklan sponsor yang merebak dimana mana.

Cerita kedua, Titisan Naya. Sebenarnya film garapan Riri Riza ini memiliki potensi untuk menjadi bagus. Apalagi dengan mengambil latar belakang mistis kejawen yang dianut masyarakat Jawa, sehingga terasa sekali “bau” Indonesia-nya. Namun entah kenapa dalam penggarapannya, cerita film ini kurang memuaskan dan tidak terkesan seram sama sekali. Padahal atomosfer yang ditawarkan sudah cukup mendukung. Tetapi kehadiran sosok-sosok hantu berpakaian Jawa kuno yang terkesan dipaksakan, malah membuat film ini menjadi kikuk. Ditambah banyaknya adegan tarian dalam Titisan Naya, akan mengingatkan anda pada horor Thailand berjudul, The Victim.

Peeper, adalah cerita ketiga dan bisa dibilang cerita yang tidak perlu ada dan juga merupakan cerita yang gampang sekali dilupakan. Film karya Robby Ertanto ini terkesan hanya menggumbar keseksian tubuh para pemain wanitanya saja, dan sekali lagi horor Thailand seperti Art Of The Devil dan Bangkok Haunted benar-benar ditiru habis oleh film ini.

Meniru 4bia yang juga memiliki elemen horor komedi didalamnya, cerita keempat, The List, juga menggambil tema yang sama, dengan tujuan untuk menghibur penontonnya agar tidak terlalu tegang. Namun jujur saja, Kita sama sekali tidak terhibur ataupun tertawa, karena memang tidak ada yang lucu didalamnya. Kalaupun ada, berarti mungkin selera humor Kita terlalu tinggi, sehingga tidak bisa menangkap apa yang seharusnya lucu dari film ini =p

Cerita ke lima, The Rescue. Bisa di bilang film ini merupakan terobosan besar untuk sinema horor indonesia yang selama ini hanya didominasi dengan penampakan para dedemit mesum di dalamnya. The Rescue berani mengangkat tema zombie yang bisa dibilang tidak pernah ada dalam sejarah perfilman horor Indonesia. Sebuah usaha dari Raditya Sidharta yang pantas mendapatkan apresiasi lebih, dan kalau saja film ini bisa dibarengi dengan cerita baik dan tidak terkesan terlalu dipaksakan, niscaya The Rescue bisa tampil jauh lebih baik.

Overall, Takut bisa dibilang tampil mengecewakan, dan terbilang jauh di bawah kualitas standar dari para sutradara ternama didalamnya, kecuali Dara tentu saja. Mungkin sudah saatnya filmmaker dalam negeri, belajar dari pengalaman sejarah horor tanah air tempo dulu. Walaupun terlihat jadul dan “primitif”, setidaknya bisa tampil lebih baik dari kebanyakan film horor pada saat ini.

(Hary/Kitareview.com)

Download Now!
Download via ponsel? Klik disini
Dapatkan Pulsa GRATIS disini!
Baca Selengkapnya →

Sabtu, 06 Juli 2013

Keep a marshmallow warm with a fire

Keep a marshmallow warm with a fire
When I was young, I always get excited whenever my mom would tell me that we are going to a birthday party. Well, I guess, every kid gets excited and happy upon hearing this good news from their parents.

I loved the parlor games, the simple prizes, and of course the food. My favorite food among all is the hotdog and marhshmallow on stick. This, for me, always symbolizes a birthday party. However, even when I was still young then, whenever I ate that hotdog and marshmallow on stick, I always wondered whether the party owner cooks also the marshmallow. Because as I always recall, the hotdog was hot but the marshmallow was not. Can a marshmallow be cooked without melting it?Or even just Keep a marshmallow warm with a fire for a few minutes is enough to be considered it ‘cooked’ same as the hotdog? Let me experiment on that…
Baca Selengkapnya →

Jumat, 05 Juli 2013

Agar Bisa Fokus Bekerja Pasca Putus Cinta

Putus cinta bisa membuat seseorang terpuruk, bahkan tidak dapat berkegiatan. Orang-orang yang patah hati biasanya lebih suka mengurung diri di kamar sambil merenung dan menangis.

Meski terasa amat berat, tapi kehidupan terus berjalan dan Anda masih memiliki tanggung jawab dengan banyak hal, terutama pekerjaan. Ini menjadi sebuah dilema, antara ingin berdiam diri di rumah tapi ada tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan.

Lalu bagaimana bisa tetap fokus bekerja pasca putus cinta? Tips dari eHow ini mungkin bisa membantu Anda.


1. Cuti

Sakit secara emosional bisa berdampak besar pada kesehatan. Anda akan merasakan pusing, mual dan lelah. Itu terjadi karena stres, kurang tidur dan terlalu banyak menangis. Tidak ada salahnya untuk mengambil cuti sehari atau dua hari dalam masa 'berkabung' ini. Tenangkan diri Anda dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti ke salon, berbelanja baju baru atau sekedar memasak di rumah.

2. Kerjakan Perlahan
Meski sudah beristirahat beberapa hari, Anda tetap kesulitan bekerja. Mulailah menyelesaikan pekerjaan dari yang kecil terlebih dahulu. Cobalah fokus dan berikan motivasi pada diri sendiri bahwa pekerjaan yang dilakukan pasti bisa terselesaikan. Lakukan perlahan-lahan dan hindari multi-tasking, karena ketika pikiran sedang kusut, Anda malah sulit menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan.

3. Banyak Istirahat
Bila biasanya di kantor Anda hanya melakukan istirahat makan siang saja, saat sedang patah hati lakukanlah lebih sering. Anda bisa ngopi, berjalan-jalan di gedung atau bahkan sediakan waktu untuk menangis di toilet bila memang Anda merasa sangat sesak di dada. Tidak apa-apa, bila itu memang bisa membuat Anda lebih lega. Tapi setelah itu, hapus air mata, aplikasikan kembali make-up Anda dan kembali bekerja.

4. Jangan Curhat
Kantor merupakan tempat profesional, jadi meskipun Anda mengalami hari yang sangat berat pasca putus cinta, bos dan rekan kerja Anda mungkin tidak akan peduli. Mereka hanya mempedulikan apakah pekerjaan Anda telah selesai. Untuk itu, Anda tidak perlu memberi alasan bahwa saat ini kurang fokus karena baru saja mengalami putus cinta. Itu hanya membuat Anda dicap sebagai orang yang kurang profesional. Bila ingin menumpahkan segala perasaan sedih, ungkapkan hanya pada satu orang rekan kerja yang memang sudah sangat dekat dan Anda percaya.

5. Bergaul dengan Rekan Kerja
Banyak bergaul dengan reka kerja. Dengan begitu, Anda bisa mengkesampingkan masalah yang ada. Makan siang bersama, ngopi atau karaoke setelah pulang kerja bisa mengembalikan gairah bekerja Anda setelah putus cinta.
Baca Selengkapnya →